aku tak henti menghentakkan sebelah kakiku, sementara kaki yang lain menopang beririnya tubuhku. mataku berkeliling memandangi puluhan pasang mata yang memandangiku heran..mereka membawa buah2an yang tersusun apik dan indah, untuk sembahyang. memakai kebaya dan sangat cantik... aku tersenyum, mereka jug tersenyum membalasku, tapi tatapan mata mereka tak bisa menyembunyikan tanya mereka "untuk apa dia disini".
di tempat ini aku memang terlihat menonjol, semua yang menuju ke tempat ini berpakaian khas umat hindu. sedangkan aku ? kaos lengan panjang berwrna tosca, jeans biru gelap dan kets orange favorite ku. mereka memang tak memandangku sinis, heran tepatnya.
entah berapa lama aku berdiri di situ, terkadang aku mengambil gambar pemandangan indah di sekitar pura batu bolong yang begitu indah. tiba-tiba seseorang menggandeng tanganku, menuntunku menuju pinggiran jalan, kesebuah pondok kecil. penjual jagung menawarkan dagangannya kepadaku dan Dewa. kemudin Dewa memesan seporsi jagung bakar dan dua buah kelapa muda yang begitu segar.
waktu berjalan begitu indah, matahari terliht begitu cantik dari sini, kemudian perlahan terbenam. tanganku tetap hangat, di balut oleh tangan Dewa.
adzan magrib berkumandang dari surau, aku mengucap hamdallah, waktu berbuka puasa telah tiba. dalam hati aku berdoa, Dewa mengulurkan kelapa muda segar kepadaku, kuraih, kemudian dengan senyumnya yang begitu manis, dia mengusap kepalaku lembut "selamat berbuka puasa Dara". begitu manis, inikah yang namanya berbuka dengan yang manis ?
Dewa merangkulku, perlahan dia memelukku...
"Dara..."
"iya ?"
"akan jadi apakah jika kita di takdirkan berjodoh ?"..."akankah terbenamnya matahari masih sama indahnya ? atau lebih indah ? atau...."
"Dewa, apapun yang di rencanakan Tuhan... dengan sepenuh hatiku, aku sangat sayang kamu".... tak sadar da butiran air mengalir dipipiku, dengan lembut Dewa mengusap air mataku.
"Dara sayang, jangan nangis... meski kita bercerita kepada tuhan dengan bahasa dan cara yang berbeda"
"Dewa, tabu-kah jika kita bersatu ?"
kemudian malam yang begitu indah di samping pura batu bolong yang mempesona,
Dewa mengantarku pulang,,
kemudian sebelum tidur, setelah on the phone malam ini berakhir..
kami, di tempat berbeda di langit yang sama, kami bercerita kepad Tuhan dengan panggilan berbeda...
Tuhan memang satu, hanya keyakinan yang membedakan kita, lalu ? akankah mengurung kita dalam sangkar yang berbeda kemudian tak bisa lebih dari ini ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar